Ilustrasi Pendidikan Anak (pixabay.com) |
PENDIDIKAN merupakan suatu proses pembelajaran memberi latihan, ajaran, tuntunan dan
pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pemikiran. Sejak berusia dini, manusia
pada umumnya sudah diberikan didikan dimulai dalam keluarga. Didikan sederhana dari
keluarga seperti cara berjalan, makan, berdoa dan masih banyak contoh sederhana
lainnya. Senadanya pendidikan dimulai dari dalam keluarga atau disebut
pendidikan informal kemudian dilanjut pendidikan formal di bangku sekolah dan
hingga ruang lingkup masyarakat atau disebut pendidikan nonformal.
Sekolah
merupakan wadah pendidikan formal bagi anak yang berlandaskan ilmu pengetahuan
yang terstruktur, sesuai kurikulum yang disahkan melalui Peraturan Kementrian
Pedidikan dan Kebudayaan (Permendikbud).
Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah
nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan dijelaskan pada
pasal 1 ayat (2) Pendidikan Formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan
berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan
pendidikan tinggi. Dalam dunia pendidikan peran sekolah merupakan yang
signifikan terhadap perkembangan pengetahuan akademis anak, dikarenakan sekolah
menjadi wadah utama pendidikan sebab disana ada tenaga pengajar yang khusus
untuk mendidik anak.
Pada
dasarnya tujuan pendidikan dalam keluarga (informal) adalah menanamkan nilai-nilai
kebaikan sedari kecil sedangkan pendidikan dalam masyarakat (non formal) lebih
kepada mengajarkan sosial dan moral anak. Kendati demikian peran keluarga dan
masyarakat tidak kalah penting dari peran sekolah dalam menambah ilmu
pengetahuan sang anak. Kesadaran dan keaktifan keluarga dan masyarakat menjadi
faktor terpenting guna mendorong kemampuan akademis maupun non akademis anak. Terkadang
keluarga acuh tak acuh terhadap perkembangan pengetahuan anak sehingga menaruh
sepenuhnya kepada pihak sekolah. Hal demikian kerap sekali terjadi di dalam
keluarga sehingga anak kurang di perhatikan dan kurang didikan dari dalam rumah,
akibatnya perilaku anak diluar tidak begitu baik.
Pendidikan
dalam masyarakat (non formal) adalah pendidikan terstruktur diluar pendidikan
formal namun lebih cenderung ditengah masyarakat. Sebagai contoh pendidikan non
formal ialah kursus musik, Taman Pendidikan Al-Qur’an, sekolah minggu,
bimbingan belajar dan sebagainya. Peran masyarakat tidak kalah penting dari
peran keluarga dikarenakan manusia merupakan mahluk sosial dalam arti saling
membutuhkan. Jiwa sosial anak yang tinggi akan menggambarkan bagaimana dia
mengimplementasikan pengetahuannya ditengah masyarakat.
Sinergi Peran Keluarga dan
Masyarakat
Memang
beda sekali antara peran keluarga dan masyarakat untuk mendukung anak di satuan
pendidikan. Tetapi sinergi keduanya dapat dioptimalkan sebagai senjata
strategis mendukung pengetahuan akademis dan non akademis anak. Dalam satuan pendidikan, sinergi antara peran
keluarga dan masyarakat merupakan suatu penyatuan yang sangat penting sekali
diterapkan. Mengingat anak lebih lama beraktivitas diluar sekolah sehingga
pendidikan formal tidak terlalu efektif mengontrol karaketer anak tersebut.
Permendikbud
Nomor 75 Tahun 2016 pasal 1 ayat (2) Komite sekolah adalah lembaga mandiri yang
beranggotakan orangtua/wali peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh
masyarakat yang peduli pendidikan. Jelas sekali tertulis pada ayat tersebut
bahwa peran keluarga dan masyarakat tidak terlepas dari satuan pendidikan. Maka
sinergi keluarga dan masyarakat dapat terealisasikan melalui komite sekolah.
Pendidikan formal di sekolah akan berjalan baik ketika ada peran masing-masing
stakeholder yang merujuk pada pemaksimalan pendidikan anak di satuan
pendidikan.
Meningkatkan
mutu pelayanan pendidikan merupakan suatu komitmen berdasarkan prinsip gotong
royong. Dalam hal ini sinergi keluarga dan masyarakat adalah yang dimaksud
dalam Permendikbud No. 75 Tahun 2016 tersebut. Mutu pelayanan pendidikan tidak
selamanya menjadi tupoksi (tugas, pokok dan fungsi) pihak sekolah, karena
sekolah juga terbatas dalam hal itu. Maka apa peran keluarga dan masyarakat
dalam mutu pelayanan pendidikan?
Baca Juga: Melawan Korupsi Lewat Peranan di Keluarga
Pertama
peran keluarga, sebagai orang tua/wali tentunya berperan cukup efektif dalam mendukung
satuan pendidikan/sekolah untuk memaksimalkan pendidikan terhadap anak. Contoh
dukungan yang diberikan oleh keluarga adalah memberikan kontribusi kepada pihak
sekolah berupa sumbangsih pemikiran yang membangun melalui pertemuan
orangtua/wali yang diselenggarakan oleh pihak sekolah. Keluarga juga turut
berpartisipasi mendorong anak dalam kegiatan kokurikuler,ekstra kurikuler, dan
kegiatan lain untuk pengembangan diri anak. Orangtua/wali juga harus bersedia
menjadi komite sekolah dan mengambil peran sebagai pengontrol kebijakan sekolah
supaya tidak ada penyimpangan. Selanjutnya keluarga turut ambil dalam
pencegahan pornografi, pornoaksi, dan penyalagunaan narkoba, psikotropika dan
zat adiktif lainnya (NAPZA). Sebagian besar kesalahan orangtua/wali adalah
masalah perhatian yang masih kurang terhadap anak sehingga anak mencari
pergaulan bebas diluar yang dapat terjerumus kepada kehancuran.
Pelibatan
keluarga pada lingkup keluarga adalah (1.) Menumbuhkan nilai-nilai karakter
anak di lingkungan keluarga, (2.) Memotivasi semangat belajar anak, (3.)
Mendorong budaya literasi, (4.) Menfasilitasi kebutuhan belajar anak. Didalam
keluarga apabila sudah turut ambil terlebih dahulu sebagai lembaga yang sentral
pada pendidikan anak maka sejatinya di satuan pendidikan mendidik anak akan lebih
mudah.
Masyarakat
merupakan gabungan dari keluarga yang sosial. Tidak lupa peran masyarakat juga
cukup signifikan dalam mengontrol karakter anak dan peka terhadap satuan
pendidikan anak. Dalam hal ini, peran masyarakat adalah mencegah peserta didik
dari perbuatan yang melanggar peraturan satuan pendidikan dan yang menggangu
ketertiban umum. Sebagai contoh peran tersebut adalah mencegah siswa untuk
cabut atau bolos sekolah. Biasanya mereka akan bolos ke tempat penongkrongan,
warnet, dan tempat hiburan lainnya. Maka sebagai masyarakat jangan di izinkan
siswa yang masih jam sekolah atau masih menggunakan seragam walaupun sudah
sepulang sekolah untuk bermain di tempat hiburan. Apabila hal itu terjadi,
masyarakat harus menegur siswa tersebut atau melaporkan kepada pihak sekolah
dan orangtua/wali apabila dikenal.
Selanjutnya,
mencegah terjadinya perkelahian atau tindak anarkis yang melibatkan pelajar.
Perkelahian dan tindak anarkis kerap sekali terjadi di tengah masyarakat. Tidak
bisa dipungkiri bentrok antar pelajar selalu meresahkan masyarakat dan membuat
kerusakan fasilitas umum. Peran masyarakat dalam hal ini adalah mencegah hal
tersebut terjadi dan melaporkan kejadian atau peristiwa kepada pihak yang
berwenang.
Peran
masing-masing sekolah, keluarga, dan masyarakat memang ada batasnya dalam
meningkatkan pendidikan anak di satuan pendidikan. Keterbatasan itu kadang
menjadi alasan untuk tidak begitu peduli mengenai perkembangan pendidikan anak.
Maka, sudah saatnya kita ambil peran masing-masing tersebut, bersinergi satu
sama lain dalam mendukung segala keterbatasan tersebut. Jika peran tersebut
berjalan dengan baik niscayanya akan memotivasi anak di satuan pendidikan,
sehingga anak dapat belajar dengan baik dan mendapatkan ilmu pengetahuan yang
bermanfaat demi kemajuan bersama. ***
Penulis adalah
mahasiswa Fakultas Ekonomi Unika Santo Thomas Medan. Aktif di Komunitas Menulis
Mahasiswa “Veritas” Unika Santo Thomas.
πππ
ReplyDeleteπ±π±
Deletethank you jel
DeleteMantap Ces...
ReplyDeleteSemangat sayang π π π
ReplyDeleteHarrah's Resort Atlantic City - MapYRO
ReplyDeleteMapYRO has a list of all 450 hotels in the Harrah's ꡬ미 μΆμ₯μ΅ Resort Atlantic λΆμ°κ΄μ μΆμ₯λ§μ¬μ§ City. View reviews, photos and maps.What are the check-in λ Όμ° μΆμ₯μλ§ and check-out times μΆ©μ²λ¨λ μΆμ₯μλ§ at Harrah's Resort Atlantic City?How μμ° μΆμ₯λ§μ¬μ§ often does it take to check-out at Harrah's Resort Atlantic City?