SECANGKIR kopi setumpuk pemikiran menghadirkan kehangatan disela kedinginan. FOTO:http://wawasansejarah.com/sejarah-kopi/ |
Secangkir Kopi Setumpuk Pemikiran
Warna hitam kelam nan pahit
Manis tak beraturan pahit tak masalah
Nuansa kecap nikmatnya gairah kopi
Seduhan pagi menyeruput dengan manja
Duduk sejenak berepikir darimana harus dimulai hari ini
Oh ternyata
Banyak yang akan kuraih bersama setumpuk pemikiranku
Secangkir kopiku habis dan mendorongku
Lakukan aktivitas hari ini dengan kerja keras dan cerdas.
Rasa Pahit
Menyeduhkan
kopi hangat
Aroma yang
menaikan gairah
Menyeruput
dengan perlahan
Menggunakan
sensor saraf di sekujur lidah
Mencecap
minuman dengan penuh penghayatan
Kepahitan
membuat mata melek
Menjelaskan
sesuatu tentang kehidupan
Rasa pahit
yang terasa nikmat
Kopi
Tidak
banyak orang yang suka padaku
Namun
tidak sedikit pula yang cintai aku
Mereka
yang tidak suka membuatku terabaikan
Mereka
yang mencintaiku menemani aku
Aku Hitam
dan Pahit Tidak putih dan manis
Aku gelap
dan jorok tidak bening dan bersih
Mereka
yang ku temani
Tidak
perlu adanya kekasih untuk dipeluk
Cukup aku
yang menghangatkan dirimu
Tidak perlu
aroma cinta yang buta
Cukup
kenikmatan aroma senduku saja.
KOPI dan Gitar menemani kesendirian. FOTO: https://mrgedepw.wordpress.com/2016/10/14/kopi-dan-musik/ |
Kopi dan Gitarku
Malam yang
kelam tanpa bintang
Kasih
entah dimana tidak ada kabar
Untuk
tidur aku tidak ngantuk
Untuk
berpergian tapi naas masih gerimis bersama airmata
Jrengg….
Ku ambil
gitar dan memainkan nada melodi
Kurang
rasanya tampa kehangatan malam ini
Dia adalah
kopi yang mampu mengumpulkan pahit menciptakan nikmat
Kopi dan
gitarku terimakasih untuk waktu berharga ini
Warung Kopi
Adakah
tempat ngobrol berkesan?
Aku selalu
bersama keramaian
Setiap
kalangan masyarakat ada didalamku
Tidak
peduli berapa lama mereka bersamaku
Berbincang,
bercanda gurau, dan bernyanyi
Aku bias
menemani keramaian meraka
dengan
aroma dan nikmatnya kopiku
/////
Oleh : Frengki S Purba
(*)Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unika
Santo Thomas dan Aktif di Komunitas Veritas
Puisi tersebut juga sudah terbit di koran harian analisa edisi 31 januari 2018, hal. 24
E-PAPER Koran Harian ANALISA (31 Januari 2018). Foto: Epaper Analisa |
No comments:
Post a Comment